KEGIATAN PENDUKUNG DALAM BIMBINGAN KONSELING
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Individu
Mata
Kuliah Bimbingan Konseling
pada Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Smt. III
Tahun Akademik 2016/2017
Disusun Oleh:
1.
Ikbal Amrulloh
(1415101056)
Dosen Pengampu:
Jait Muhlasin, M.Ag
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
(FITK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Puji
syukur Alhamdulillah, Penulis panjatkan puji syukur kepada Allah Swt. karena
atas qudrat, hidayah dan ma’unah-Nya, penulis dapat membuat makalah ini sesuai
waktu yang ditentukan. Tidak lupa shalawat serta salam semoga Allah tetap curah
limpahkan kepada Nabi Muhammad Saw, kepada keluarganya, para sahabatnya, sampai
kepada kita selaku umatnya.
Penulis
mengucapkan terima kasih kepada bapak Jait Mubarok, M.Ag selaku dosen
mata kuliah Bimbingan Konseling, serta kepada teman-teman semuanya yang telah
mensuport baik moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Kegiatan Pendukung Dalam Bimbingan Konseling”.
Penulis
menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kesalahan, baik
penulisan maupun isinya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca untuk memperbaiki makalah kedepannya.
Akhir
kata, penulis berharap semoga adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi saya
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Cirebon, 12 Januari 2017
Penulis
i
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar
.......................................................................................................................... i
Daftar Isi
..................................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
........................................................................................................ 1
A.
Latar
Belakang
................................................................................................................
1
B.
Rumusan
Masalah
...........................................................................................................
2
C.
Tujuan
Penulisan
.............................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................................
3
A.
Pengertian
Kegiatan Pendukung bimbingan dan konseling .........................................
3
B.
Macam
– Macam Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling .............................
3
BAB III PENUTUP
................................................................................................................
11
A.
Kesimpulan
.................................................................................................................
11
B.
Saran
...........................................................................................................................
12
DAFTAR PUSTAKA
.............................................................................................................
13
ii
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pelayanan
bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak terpisahkan (integral) dari
keseluruhan program pendidikan. Program bimbingan menunjang tercapainya tujuan
pendidikan yaitu perkembangan individu secara optimal. Oleh karena itu,
kegiatan bimbingan dan konseling harus diselenggarakan dalam bentuk kerjasama
sejumlah orang untuk mencapai suatu tujuan. Kegiatan itu harus diselenggarakan
secara teratur, sistematik dan terarah atau berencana, agar benar-benar berdaya
dan berhasil guna bagi pertumbuhan dan perkembangan siswa.
Bimbingan
konseling adalah salah satu komponen yang penting dalam proses pendidikan
sebagai suatu sistem. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Tim
Pengembangan MKDK IKIP Semarang bahwa proses pendidikan adalah proses interaksi
antara masukan alat dan masukan mentah. Masukan mentah adalah peserta didik,
sedangkankan masukan alat adalah tujuan pendidikan, kerangka, tujuan dan materi
kurikulum, fasilitas dan media pendidikan, system administrasi dan supervisi
pendidikan, sistem penyampaian, tenaga pengajar, sistem evaluasi serta
bimbingan konseling.
Bimbingan
merupakan bantuan kepada individu dalam menghadapi persoalan-persoalan yang
dapat timbul dalam hidupnya. Bantuan semacam itu sangat tepat jika diberikan di
sekolah, supaya setiap siswa lebih berkembang ke arah yang semaksimal mungkin.
Dengan demikian bimbingan menjadi bidang layanan khusus dalam keseluruhan
kegiatan pendidikan sekolah yang ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidang
tersebut.
Dalam konteks
pemberian layanan bimbingan konseling, bahwa pemberian layanan bimbingan
konseling meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran,
pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok.
Dalam
ketujuh layanan bimbingan konseling tersebut dilakukan agar setiap permasalahan
yang dihadapi siswa dapat diantisipasi sedini mungkin sehingga tidak menggangu
jalannya proses pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat mencapai prestasi
belajar secara optimal tanpa mengalami hambatan dan permasalahan pembelajaran
yang cukup berarti.
Realitas
di lapangan, menunjukkan bahwa peran guru kelas dalam pelaksanaan bimbingan
konseling belum dapat dilakukan secara optimal mengingat tugas dan tanggung
jawab guru kelas yang sarat akan beban sehingga tugas memberikan layanan
bimbingan konseling kurang membawa dampak positif bagi peningkatan prestasi
belajar siswa.
Dalam
Pedoman Kurikulum Berbasis Kompetensi bidang Bimbingan Konseling tersirat bahwa
suatu sistem layanan bimbingan dan konseling berbasis kompetensi tidak mungkin
akan tercipta dan tercapai dengan baik apabila tidak adanya kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling. Artinya, hal itu perlu dilakukan secara jelas,
sistematis, dan terarah, tidak hanya dengan layanan saja, tetapi harus ada
kegiatan pendukungnya.
Berdasar
latar belakang tersebut di atas, penulis tergerak untuk melakukan telaah
mengenai kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.
B.
Identifikasi Masalah
1. Pengertian Kegiatan Pendukung
2. Macam – Macam Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka persoalan mendasar yang hendak ditelaah dalam
makalah ini adalah bagaimana sebetulnya tujuan dari 5 aspek kegiatan pendukung
yang dilakukan?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Pokok Bahasan
1. Pengertian Kegiatan Pendukung bimbingan dan konseling
Kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling adalah usaha untuk mengumpulkan data dan
keterangan tentang diri peserta didik (klien) dan keterangan tentang
lingkungannya, baik itu di lingkungan keluarga, sekolah, ataupun dilingkungan
sekitarnya.
Kegiatan ini
dimaksudkan agar para pembimbing dan dosen lebih mudah memahami potensi dan
kekuatan, serta masalah yang dihadapi klien. dengan kegiatan pendukung ini diharapkan
akan terkumpul data-data yang akurat yang dihadapi oleh seorang klien.
2. Macam – Macam Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling
Untuk menunjang kelancaran
pemberian layanan-layanan seperti yang telah dikemukakan di atas, perlu
dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung Dalam hal ini, terdapat lima jenis
kegiatan pendukung bimbingan dan konseling, yaitu:
a. Aplikasi Instrumentasi
Aplikasi
Instrumentasi adalah upaya pegungkapan melalui pengukuran dengan memakai
alat ukur atau instrument tertentu. Hasil aplikasi ditafsirkan, disikapi dan
digunakan untuk memberikan perlakuan terhadap klien dalam bentuk layanan
konseling.
Aplikasi instrumentasi digunakan dan mendukung penyelenggaraan
jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung mulai dari perencanaan program,
penetapan inidividu, menetapkan materi layanan, sebagai bahan evaluasi
dan pengembangan program.
Yang perlu
diperhatikan dalam aplikasi instrumentasi ini adalah: a). Materi yang hendak
diungkapkan, b). bentuk instrument yang hendak digunakan. Dan juga dibantu
dengan responden yang bertugas untuk mengerjakan instrument baik tes
maupun non-tes melalui pengadministrasi yang diselenggarakan oleh
Konselor.[1]
Konselor
sebagai pengguna hasil instrument digunakan dalam melaksanakan layanan
konseling. Untuk tes psikologis Konselor dapat bekerjasama dengan
psikolog (kolaborasi professional).
Aplikasi
instrumentasi digunakan dan mendukung penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan
kegiatan pendukung mulai dari perencanaan program, penetapan inidividu,
menetapkan materi layanan, sebagai bahan evaluasi dan pengembangan
program.
Operasionalisasi
dalam kegiatan ini adalah
1). Perencanaan
Menetapkan
objek yang akan diukur, menetapkan subjek, menetapkan/menyusun
instrument, menetapkan prosedur, menetapkan fasilitas, menyiapkan kelengkapan
administrative.
2). Pelaksanaan
Mengkomunikasikan
rencana pelaksanaan aplikasi instrumentasi, mengorganisasikan kegiatan
instrument, pengadministrasi, mengolah jawaban intrumen, menafsirkan dan
menetapkan arah penggunaan hasil intrumen.
3). Eveluasi dan Analisis
Menetapkan
materi evaluasi, menetapkan prosedur, melaksanakan evaluasi dan mengolah serta
menafsirkan hasil evaluasi. Serta menganalisis dengan Menetapkan norma/standar
analisis, melakukan asanalisis dan menafsirkan hasil analisis.
4). Tindak Lanjut
Menetapkan
jenis dan arah tindak lanjut aplikasi instrumentasi, mengkomunikasikan
rencana tindak lanjut dan melaksanakan tindak lanjut. Dan juga menyusun laporan
aplikasi instrumentasi, menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.
b. Himpunan Data
Himpunan data
adalah kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan
dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data diselenggarakan
secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup.
Kegiaran ini memiliki fungsi pemahaman.
Konselor
sebagai penyelenggara Himpunan data memiliki fungsi: Menghimpun data,
mengembangkan data dan menggunakan data
Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah
1). Perencanaan
Menetapkan
jenis dan klasifikasi data serta sumber-sumbernya, menetapkan bentuk
himpunan data, menetapkan dan manata fasilitas, menetapkan mekanisme pengisian,
pemeliharaan dan penggunaan serta menyiapkan kelengkapan administrative.
2). Pelaksanaan
Memetik dan
memasukkan ke dalam HD sesuai dengan klasifikasi, memanfaatkan data, memelihara
dan mengembangkan HD.
3). Evaluasi dan Analisis
Mengkaji
evisiensi sistematika dan penggunaan fasilitas yang digunakan, memerikasa
kelengkapan, keakuratan, keaktualan dan kemanfaatan HD, serta melaksanakan
analisis terhadap hasil evaluasi berkenaan dengan kelengkapan, keakuratan,
keaktualan, kemanfaatan dan efisiensi penyelenggaraannya.
4). Tindak Lanjut
Dalam hal ini
adalah mengembangkan himpunan data yang mencakup: bentuk, klasifikasi dan
sistematika data, kelengkapan, keakuratan, ketepatan dan keaktualan data,
kemanfaatan data, Penggunaan teknologi. Data yang terhimpun harus dimanfaatkan
untuk sebesar-besarnya dalam kegiatan layanan bimbingan dan konseling.[2]Teknis
penyelenggaraan serta menyusun laporan HD, menyampaikan laporan dan
mendokumentasi laporan.
c. Konfrensi Kasus
Konferensi
kasus adalah kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu
pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan
dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan klien. Pertemuan konferensi kasus
bersifat terbatas dan tertutup. Tujuan konferensi kasus adalah untuk memperoleh
keterangan dan membangun komitmen dari pihak yang terkait dan memiliki pengaruh
kuat terhadap klien dalam rangka pengentasan permasalahan klien. Kegiatan
konferensi kasus memiliki fungsi pemahaman dan pengentasan serta tidak
menyinggung klien.[3]
Operasionalisme
dalam kegiatan ini adalah :
1). Perencanaan
Konferensi
kasus harus dibicarakan terlebih dahulu dan mendapat persetujuan dari klien
yang bermasalah. Dan seluruh peserta pertemuan harus diyakinkan oleh konselor
dan memiliki sikap yang teguh untuk merahasiakan segenap aspek dari kasus yang
dibicarakan.
2). Pelaksanaan
Konselor harus
mengarahkan pembicaraan sehingga seluruh peserta dapat mengemukakan data atau
keterangan yang mereka ketahui dan mengembangkan pikiran untuk memecahkan
masalah siswa.[4]
3). Analisis dan Evaluasi
Hasil yang
diharapkan dari konferensi kasus yang sukses apabila konselor memperoleh data
atau keterangan tambahan yang amat berarti bagi pemecahan masalah siswa dan
terbangunnya komitmen seluruh peserta pertemuan untuk menyokong upaya
pengentasan masalah siswa.
4). Tindak Lanjut
Seluruh hasil
pertemuan dicatat dan didokumentasikan secara rapi oleh konselor dan
sebanyak-banyaknya dipergunakan untuk menunjang jenis-jenis layanan masalah
siswa yang bersangkutan.
d. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah
merupakan kegiatan untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi
terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan rumah klien. Kerja
sama dengan orang tua sangat diperlukan, dengan tujuan untuk memperoleh
keterangan dan membangun komitmen dari pihak orang tua/keluarga untuk
mengentaskan permasalahan klien. Kegiatan kunjungan rumah memiliki fungsi
pemahaman dan pengentasan.
Dalam hal ini
Kasus Diidentifikasi terlebih dahulu dan dianalisis perlu tidak diadakannya
Kunjungan Rumah sebagai tindak lanjut dari penanganan kasus tersebut. KR
menjangkau lapangan permasalahan klien yang menjangkau kehidupan
keluarga dan terlaksanakan yaitu menghubungi pihak-pihak terkait dengan
keluarga. Materi yang perlu diperhatikan dihadapan orang tua tidak boleh
melanggar asas kerahasiaan klien, dan intinya semata-mata untuk memperdalam
masalah klien, serta tidak merugikan klien. Peran klien sendiri sangat penting
dalam kegiatan ini, yaitu klien menyetujui Kunjungan Rumah yang akan dilakukan
konselor dan mempertimbangkan perlu tidaknya ia terlibat saat kunjungan
rumah.
Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah:
1). Perencanaan
Menetapkan
kasus yang memerlukan KR, meyakinkan klien akan KR, menyiapkan data dan
informasi yang akan dikomunikasikan dengan keluarga, menetapkan materi KR dan
meyiapkan kelengkapan administrasi.
2). Pelaksanaan
Pelaksanaannya
adalah mengkomunikasikan rencana pelaksanaan KR, melakukan KR berupa: Bertemu
anggota keluarga (ortu/wal), Membahas masalah klien, Melengkapi data,
Mengembangkan komitmen, Menyelenggarakan konseling keluarga , dan merekam dan
menyimpulkan hasil KR
3). Evaluasi dan Analisis
Mengevaluasi
proses pelaksanaan KR, mengevaluasi kelengkapan dan keakurautan data hasil KR
serta komitmen ortu/wali, mengevaluasi penggunaan data dalam rangka
pengentasan masalah klien. Dan menganalisis terhadap efektifitas
penggunaan hasil KR terhadap penanganan kasus.
4). Tindak Lanjut
Tindakan
selanjutnya adalah mempertimbangkan apakah perlu dilaksanakan KR ulang atau
lanjutan dan mempertimbangkan tindak lanjut layanan dengan
menggunakan hasil KR yang lebih lengkap dan akurat. Serta menyusun
laporan KR, menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.
e. Alih Tangan Kasus
Alih tangan
kasus merupakan kegiatan untuk untuk memperoleh penanganan yang lebih tepat dan
tuntas atas permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan penanganan kasus
ke pihak lain yang lebih kompeten, seperti kepada guru mata pelajaran atau
konselor, dokter serta ahli lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat
memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang
dihadapinya melalui pihak yang lebih kompeten. Fungsi kegiatan ini adalah
pengentasan.[5]
Sebelum di-ATK-kan maka Konselor hendaknya memperhatikan keadaan
kenormalan klien dan subtansi masalah klien. Yang harus dipertimbangkan dalam
Alih tangan kasus ini adalah karena masalah yang ada bukan lagi
wewenang Konselor. Konselor melakukan kontak awal dengan ahli lain,
melalui cara yang cepat dan tepat. Jika ditanggapi positif oleh ahli lain
yang dihubungi, maka klien bertemu dengan ahli lain tersebut dengan
membawa surat pengantar jika diperlukan.
Operasionalisasi yang perlu dilakukan dalam Alih tangan kasus ini
adalah:
1). Perencanaan
Menetapkan
kasus yang akan di ATK, meyakinkan klien akan ATK, menghubung ahli lain yang
menjadi arah ATK, menyiapkan materi ATK dan kelengkapan
administratif.
2). Pelaksanaan
Mengkomunikasikan
rencana ATK kepada pihak terkait dan mengalihtangankan klien kepada pihak
terkait itu.
3). Evaluasi dan Analisis
Membahas hasil
ATK melalui: Klien, laporan dari ahli lain dan analisis hasil ATK
kemudian mengkaji hasil ATK terhadap pengentasan masalah
klien. Serta Melakukan analisis terhadap efektifitas ATK terhadap
pengentsan masalah klien secara menyeluruh.
4). Tindak Lanjut
Tindak lanjut
yang dilakukan adalah menyelenggarakan layanan lanjutan oleh konselor jika
diperlukan atau klien memerlukan ATK ke ahli lain
lagi. Serta Menyusun laporan kegiatan ATK, menyampaikan laporan
dan mendokumentasi laporan.
B. Analisa
Masalah
Dijelaskan
bahwa tujuan dari beberapa pokok kegiatan pendukung yang tersebut diatas adalah
ada dua macam, yaitu tujuan umum dan tujuan Khusus. Yang dijelaskan sebagai
berikut
1. Aplikasi instrumentasi
a. Tujuan umum
Diperolehnya
data hasil pengukuran terhadap kondisi tertentu klien.
b. Tujuan Khusus
Terkait dengan
fungsi-fungsi konseling yang didominasi oleh fungsi pemahaman. Dengan
diperolehnya pemahaman, maka dapat diwujudkan fungsi pencegahan dan
pengentasan. Dilain sisi, maka akan diperoleh juga fungsi pengembangan dan
pemeliharaan.
2. Himpunan Data
a. Tujuan Umum
Menyediakan
data dalam kualitas yang baik dan lengkap untuk menunjang penyelenggaraan
pelayanan konseling sesuai dengan kebutuhan sasaran layanan.
b. Tujuan Khusus
Didominasi oleh
fungsi pemahaman terhadap individu yang datanya dihimpun. Ini akan mewujudkan
fungsi pencegahan dan dapat pula fungsi pengentasan terhadap masalah
individu. Lebih jauh, himpunan data ini dapat dijadikan bahan dalam
melaksanakan fungsi pengembangan dan pemeliharaan dan dapatjuga digunakan
dalam melindungi hak-hak individu yang sedang mengalami masalah HAM.
3. Konferensi Kasus
a. Tujuan Umum
Tujuan
konferensi kasus adalah untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari
pihak yang terkait dan memiliki pengaruh kuat terhadap klien dalam rangka
pengentasan permasalahan klien.
b. Tujuan Khusus
Diperolehnya
gambaran yang lebih jelas, mendalam dan menyeluruh tentang permasalahan yang
dihadapi oleh siswa. Dan terkomunikasinya sejumlah aspek permasalahan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan sehingga penanganan permasalahan menjadi lebih
mudah dan tuntas.
4. Kunjungan Rumah
a. Tujuan Umum
Diperolehnya
data yang lebih lengkap dan akurat berkenaan dengan masalah klien serta
digalangnya komitmen orangtua atau anggota keluarga lainnya dalam rangka
penyelesaian masalah.
b. Tujuan Khusus
Agar
terpahaminya permasalahan klien dan upaya pengentasannya. Dari ini dapat
mencegah timbulnya masalah lagi serta dapat berlanjut untuk mewujudkan
fungsi pengembangan dan pemeliharaan serta advokasi.
5. Alih Tangan Kasus
a. Tujuan Umum
Klien mendapat
layanan yang optimal atas masalah yang dialaminya.
b. Tujuan Khusus
Terwujudnya
keempat fungsi konseling tarutama dalam upaya pengentasan
masalah klien. Layanan ini juga mewujudkan upaya pemahaman dan pencegahan serta
pengembangan dan pemeliharaan.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling adalah usaha untuk mengumpulkan data dan
keterangan tentang diri peserta didik (klien) dan keterangan tentang
lingkungannya, baik itu di lingkungan keluarga, sekolah, ataupun dilingkungan
sekitarnya.
Untuk menunjang kelancaran
pemberian layanan-layanan seperti yang telah dikemukakan di atas, perlu
dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung Dalam hal ini, terdapat lima jenis
kegiatan pendukung bimbingan dan konseling, yaitu:
1. Aplikasi Instrumentasi
Adalah
upaya pegungkapan melalui pengukuran dengan memakai alat ukur atau instrument
tertentu. Hasil aplikasi ditafsirkan, disikapi dan digunakan untuk memberikan
perlakuan terhadap klien dalam bentuk layanan konseling.
2. Himpunan data
Adalah kegiatan
untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan
pengembangan peserta didik. Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan,
sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup. Kegiaran ini memiliki
fungsi pemahaman.
3. Konferensi kasus
Adalah kegiatan
untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri
oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi
terentaskannya permasalahan klien. Pertemuan konferensi kasus bersifat terbatas
dan tertutup. Tujuan konferensi kasus adalah untuk memperoleh keterangan dan
membangun komitmen dari pihak yang terkait dan memiliki pengaruh kuat terhadap
klien dalam rangka pengentasan permasalahan klien. Kegiatan konferensi
kasus memiliki fungsi pemahaman dan pengentasan.
4. Kunjungan rumah
Merupakan
kegiatan untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi
terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan rumah klien. Kerja
sama dengan orang tua sangat diperlukan, dengan tujuan untuk memperoleh
keterangan dan membangun komitmen dari pihak orang tua/keluarga untuk
mengentaskan permasalahan klien. Kegiatan kunjungan rumah memiliki fungsi
pemahaman dan pengentasan.
5. Alih Tangan Kasus
Merupakan
kegiatan untuk untuk memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas
permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan penanganan kasus ke pihak
lain yang lebih kompeten, seperti kepada guru mata pelajaran atau konselor,
dokter serta ahli lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh
penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dihadapinya
melalui pihak yang lebih kompeten. Fungsi kegiatan ini adalah pengentasan.
Sementara itu
tujuan dari kegiatan pendukung bimbingan konseling ini adalah diperolehnya data
– data yang akurat dan baik demi mewujudkan terselesaikannya masalah – masalah
yang dihadapi klien dan juga pemahaman terhadap layanan bimbingan dan
konseling.
B. Saran
Saran
yang ingin penulis kemukakan dalam kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
ini adalah antara konselor dan klien harus sungguh-sungguh dalam pemecahan
masalah-masalah yang dihadapai klien, demi kepentingan pribadi klien dan
konselor tersebut. Setiap kegiatan yang dilakukan harus sesuai dengan perencanaan
yang disetujui.
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno, dkk.
2004. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdiknas.
Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan.
Bandung: PT Rosda Karya Remaja.
Sukardi, Dewa Ketut.2006. Pengantar Pelaksanaan Program
Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Ridwan. 2008. Penanganan Efektif Bimbingan dan Konseling Di
Sekolah. Jakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.
0 Response to "Makalah Kegiatan Pendukung Bimbingan Konseling"
Posting Komentar